Sekilas tentang Umar bin Khattab radhiyallahu anhu
Jika masing-masing kaum muslimin ditanya apakah mereka kenal dengan sosok Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, maka kita yakin semua mengatakan, “Kami mengenalnya.” Namun, mengenal sosok sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama tidak cukup dengan mengenal nama saja sebagaimana ketika kita mengenal sosok teman, kenalan, atau sejawat kita. Mengenalnya lebih jauh adalah salah satu bentuk kecintaan sekaligus bekal untuk meneladani mereka.
Sekarang, kita ganti pertanyaannya dengan, “Apakah kaum muslimin mengenal pribadi Umar bin Khattab? Nasab beliau? Keutamaan beliau di hadapan Nabi? Dan apakah nama beliau menjadi salah satu tokoh yang diidolakan oleh anak-anak kaum muslimin di zaman sekarang?” Pertanyaan terakhir sekaligus menjadi teguran, ternyata tidak banyak yang menjawab bahwa mereka menjadikan sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu sebagai sosok idola, bahkan mengenalnya lebih dalam pun tidak.
Melalui risalah ringkas ini, kita akan sedikit mengenal sosok beliau dan kemuliaan pribadi beliau radhiyallahu ‘anhu.
Nama dan nasab
Beliau bernama Abu Hafsh Umar bin Al-Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Rabah bin Qarth bin Razah bin Adi bin Kaab bin Luaiy Al-Adawi. Digelari dengan Amir Al-Mukminin (pemimpin orang-orang yang beriman kepada Allah) dan Al-Faruq radhiyallahu ‘anhu.
Kisah keislaman Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu
Ada beberapa riwayat yang menjelaskan tentang alasan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu masuk Islam, yaitu:
Pertama
Disebutkan dalam sebuah riwayat dari Ibnu Sa’ad bahwasanya Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu hendak berusaha membunuh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama dan mendapatkan kabar bahwasanya saudarinya telah masuk Islam. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
“Umar keluar dengan membawa sebilah pedang. Di tengah jalan ia berpapasan dengan seorang dari kalangan Bani Zuhrah dan bertanya, ‘Ke mana engkau hendak pergi, wahai Umar?’ Maka, Umar pun menjawab, ‘Aku hendak membunuh Muhammad.’ Orang tersebut kembali bertanya, ‘Tidakkah engkau khawatir dengan apa yang akan kau terima dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah ketika mereka tahu engkau membunuhnya?’ Maka, Umar menjawab, ‘Kok kurasa kamu sudah berpindah haluan dari agama sebelumnya?’ Orang tersebut pun menjawab, ‘Maukah kuberi tahu berita yang lebih menakjubkan lagi wahai Umar? Iparmu dan Saudarimu telah berpindah ke agama Muhammad.’ Maka, Umar pun bergegas mendatangi keduanya yang tengah bersama seorang dari muhajirin (dikatakan bahwa orang tersebut bernama Khabbab). Keduanya pun berdebat ketika mendengar langkah kaki Umar. Umar masuk sembari mengatakan, ‘Apa yang baru saja kudengar dari kalian?’ (Dikatakan bahwa saat itu mereka membaca surah Thaha)…” (Thabaqat Al-Kubra, 3:267)
Akan tetapi, sanad riwayat ini dhaif karena keberadaan Al-Qasim bin Utsman Al-Bashri yang dikabarkan oleh Ad-Daruquthni (As-Sunan, 441) sebagai seorang perawi yang lemah. Begitu pun yang diungkapkan oleh Adz-Dzahabi dan Imam Bukhari. (Keduanya termaktub dalam Mizan Al-I’tidal, 3:375)
Kedua
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Umar masuk Islam karena mendengar bacaan Al-Qur’an Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama. Sebagaimana disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad (1:262) yang menyebutkan bahwa Umar mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama membaca surah Al-Haqqah. Riwayat ini pun dinilai lemah oleh para ulama karena sanadnya terputus sebab Syuraih bin Ubaid tidak berjumpa dengan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Sebagaimana dikatakan dalam Tahdzib Al-Kamal, 12:447.
Hanya saja mendengar bacaan Al-Qur’an adalah hal yang memang menjadi alasan banyak dari mereka radhiyallahu ‘anhum untuk masuk Islam. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa kisah ini memang benar dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu.
Yang meriwayatkan hadis dari beliau
Beliau termasuk sahabat yang tidak terlalu banyak meriwayatkan hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama. Namun, banyak dinukil fatwa hukum dari beliau radhiyallahu ‘anhu, sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullahu,
“Aku mengumpulkan fatwa-fatwa dari kalangan para sahabat kurang lebih dari 130-an sahabat radhiyallahu ‘anhum. Kudapati dari mereka yang banyak berfatwa adalah Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Aisyah, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Abbas, dan Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhum.” (I’lam Al-Muwaqqi’in, 2:18-19)
Di antara sahabat yang meriwayatkan hadis dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu adalah Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Masud, Abdullah bin Abbas, Abu Hurairah, dan lain-lain.
Baca juga: Abu Sa’id Al-Khudri: Mufti Madinah dan Ahli Fikih Para Sahabat
Keistimewaan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu
Terdapat banyak keutamaan yang dinisbatkan kepada beliau radhiyallahu ‘anhu. Di antaranya adalah:
Keislaman Umar adalah hal yang diharapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama
Hal ini termaktub dalam doa beliau shallallahu ‘alaihi wasallama,
اللَّهمَّ أَعِزَّ الإسلامَ بعُمرَ بنِ الخطَّابِ خاصَّةٍ
“Ya Allah, muliakanlah agama ini dengan keislaman Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu.” (HR. Ahmad, 9:508)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama mengabarkan surga untuknya
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallama mengatakan kepada Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu,
افتحْ له وبشِّره بالجَنَّة
“Bukakan pintu untuknya dan kabarkan kepadanya bahwa Allah memasukkan ia ke dalam surga.” (HR. Bukhari no. 6216)
Setan lebih memilih jalan lain dibanding harus berpapasan dengan Umar radhiyallahu ‘anhu
Hal ini diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama,
إيهٍ يا ابْنَ الخَطَّابِ، والذي نَفْسِي بيَدِهِ، ما لَقِيَكَ الشَّيْطَانُ سَالِكًا فَجًّا إلَّا سَلَكَ فَجًّا غيرَ فَجِّكَ
“Wahai Ibnul Khattab, Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya setan berpapasan denganmu, maka ia akan mencari jalan lain selain jalan yang kau lalui.” (HR. Bukhari no. 6085)
Nasihat-nasihat Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu
Di antara nasihat-nasihat beliau yang dicatat oleh para ulama adalah:
Beliau mengatakan,
إنا قوم أعزنا الله بالإسلام فلن نلتمس العز بغيره
“Kita ini adalah orang-orang yang Allah muliakan dengan Islam dan tidak ada lagi kemuliaan selain Islam.” (HR. Ibnu Abi Syaibah no. 147)
Beliau juga mengatakan,
إن الدنيا خضرة حلوة ، فمن أخذها بحقها كان قمنا أن يبارك له فيها ، ومن أخذها بغير ذلك كان كالآكل الذي لا يشبع
“Dunia ini hijau lagi menggiurkan. Siapa saja yang mengambilnya sesuai haknya, maka semoga Allah berkahi ia dengannya. Dan siapa saja yang mengambil selain itu, ia laksana orang yang tak akan pernah kenyang.” (HR. Ibnu Abi Syaibah no. 148)
Dan masih banyak nasihat-nasihat beliau yang lain yang semoga Allah ‘Azza Wajalla ridai beliau dan kumpulkan kita kelak bersama beliau dan para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum di surga-Nya. Amin.
Baca juga: Biografi Syekh Abdul Qodir Jaelani
***
Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.
Artikel asli: https://muslim.or.id/89949-sekilas-tentang-umar-bin-khattab-radhiyallahu-anhu.html